Jakarta, 7–9 November 2025. Sejumlah asatidz Pesantren Persatuan Islam (Persis) Tarogong mengikuti kegiatan Konferensi Hadis Nasional 2025 yang diselenggarakan di Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Daerah Khusus Jakarta. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Training Takhrij Hadis, salah satu dari tiga program pelatihan Pimpinan Pusat Persatuan Islam yang berfokus pada metodologi istinbath hukum, di samping pelatihan Metode Istinbath Hukum dan Metodologi Dewan Hisbah.
Rangkaian kegiatan ini menjadi langkah strategis dalam kaderisasi ulama Persatuan Islam, dengan tujuan melahirkan generasi berkompetensi utuh, menguasai sumber-sumber hadis, memahami metodologi istinbath fikih, serta mampu menerapkannya dalam konteks kelembagaan dan kehidupan modern. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Drs. H. Wahyu AS, Ketua Pelaksana Konferensi Hadis PERSIS, dalam sambutan pembukaannya.
Peserta yang mewakili Pesantren Persis Tarogong dalam konferensi ini adalah Masnun Mesaroh, S.Th.I., Nia Juariah, S.Ag., Eti Maryati, M.Ud., dan Agus Abdurahman, S.Ag. Selama tiga hari kegiatan, para peserta mendapatkan beragam pembekalan, diskusi ilmiah, dan praktik takhrij hadis yang menekankan pentingnya ketelitian ilmiah serta pemanfaatan teknologi digital dalam penelitian hadis.

Diharapkan, para peserta dapat membawa pulang ilmu yang bermanfaat, mengajarkannya kepada para santri, serta mengembangkan tradisi takhrij hadis di pesantren sebagai bagian dari upaya melestarikan warisan keilmuan Islam.
Salah satu peserta dari Pesantren Persis Tarogong, Ust. Agus Abdurahman, S.Ag., menyampaikan kesannya bahwa kegiatan ini menjadi pengalaman berharga untuk memperdalam pemahaman metodologi penelitian hadis dan memperkuat tradisi ilmiah di lingkungan pesantren.
“Pelatihan ini membuka wawasan baru bagi kami tentang bagaimana metode takhrij hadis dapat diterapkan secara sistematis dan ilmiah. Kami berharap hasil dari konferensi ini dapat kami tularkan di pesantren, agar para santri tidak hanya belajar hadis dari sisi riwayah, tetapi juga memahami bagaimana hadis dikaji dan diverifikasi secara ilmiah,” ujar Ust. Agus.

Sambuatan dari Wakil Ketua Umum PP Persis.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum PP PERSIS, Prof. H. Atip Latipulhayat, Ph.D., menyampaikan harapan agar kegiatan ini tidak berhenti pada tataran pelatihan internal, tetapi berkembang menjadi agenda internasional yang berkelas dunia.
“Saya usulkan agar kegiatan ini tidak sekadar daurah, tetapi menjadi Al-Mu’tamar al-Haditsi al-Dauli yang menghadirkan pakar-pakar hadis dari dalam dan luar negeri. Jika ingin mengetahui perkembangan terbaru kajian hadis, maka datanglah ke PERSIS di Indonesia,” ujarnya.

Sementara itu, KH. Rahmat Najib, Wakil Ketua Dewan Hisbah PP PERSIS, menekankan bahwa penelitian dan penulisan hadis bukan sekadar kegiatan akademik, melainkan sebuah amanat sejarah dan tuntutan zaman yang harus diwariskan kepada generasi muda dengan pendekatan modern.
Mengutip ucapan sahabat Nabi, Imam Abu Sa’id Al-Khudri, beliau menutup dengan pesan penuh makna:
“Marhaban biwasiyyati Rasulillah — Selamat datang kepada para pewaris wasiat Rasulullah.”
Keterlibatan para asatidz Pesantren Persis Tarogong dalam kegiatan ini menjadi bukti nyata komitmen pesantren dalam mendukung gerakan keilmuan Islam berbasis hadis serta memperkuat kontribusi Persis Tarogong sebagai bagian dari jaringan keilmuan Persatuan Islam yang terus berkembang di tingkat nasional.
Credit Foto : Ust. Agus Abd & Persis Photography Informasi PSB : https://psb.persistarogong.com/

Komentar (0)